“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
Neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.” (QS. 66:6)
Dan di dalam ayat yang lain disebutkan,“peliharalah dirimu dari Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang yang kafir.” (QS. 2:24)
Kedua
ayat di atas memperingat-kan kita agar menjaga diri dari api Neraka
dengan cara menempuh jalan yang lurus. Karena jika di akhirat nanti
seseorang dimasukkan ke Nereka, ‘na’udzu billah min dzalik’, maka
tidak ada lagi jalan keselamatan dan tidak akan diterima segala macam
tebusan. Suatu hari yang tiada berguna lagi harta benda dan anak cucu,
kecuali orang yang menghadap Allah dengan membawa hati yang salim,
selamat dari kemusyrikan, bid’ah dan aneka macam perbuatan dosa.
Sedikit Gambaran tentang Neraka
Dia
adalah penjara yang penuh dengan siksaan yang pedih, jurang amat dalam
yang di dalamnya berkobar api yang menyala dan bergejolak. Panasnya
tujuh puluh kali lipat dibandingkan panas api yang ada di dunia saat
ini, Nabi Shallallaahu Alaihi wa Sallam bersabda,
“ Api yang biasa kalian nyalakan adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian dari api Jahannam.” (HR . Al-Bukhari)
Hawa
paling panas yang ada di dunia ini tak lain adalah sedikit hembusan
dari Neraka Jahannam. Sabda Nabi Shallallaahu Alaihi wa Sallam,
“Tunggulah hingga agak dingin untuk shalat (Zhuhur), karena panas yang ber-lebihan adalah sebagian dari hembusan Jahannam.” (HR. Al-Bukhari)
Berkata
Ka’ab al-Akhbar, “Demi Dzat yang jiwa Ka’ab ada ditangan-Nya, andaikan
engkau ada di ujung timur dan Neraka ada di ujung barat, kemudian Neraka
itu di singkap, maka otak kalian akan ke luar meleleh dari kedua lobang
hidung, karena panasnya yang dahsyat. Wahai manusia, apakah kalian
merasa tentram dengan ini? Ataukah kalian akan mampu bersabar
terhadapnya? Wahai manusia, berbuat taat kepada Allah lebih ringan bagi
kalian dari pada menanggung siksa seperti ini, maka taatlah kalian semua
kepada-Nya! (At-Tadzkirah fi ahwalil mauta wa umur al akhirah 2/145).
Tentang luasnya Neraka, Rasulullah Shallallaahu Alaihi wa Sallam bersabda, ”Tahukah kalian apa ini? Kami semua menjawab, “Allah dan Rasul-Nya yang mengetahui”. Beliau bersabda, “Ini adalah batu, jika dilemparkan ke dalam Neraka semenjak tujuh puluh tahun, maka ia masih melayang di Neraka sampai saat ini (belum menyentuh dasarnya, pent).”(HR. Muslim)
Api Neraka menyiksa manusia sesuai dengan tingkat dosa yang diperbuat. Sabda Nabi Shallallaahu Alaihi wa Sallam,
“Sebagian orang ada yang dilalap api Neraka hingga kedua mata kakinya,
sebagian lagi ada yang hingga kedua lututnya, sebagian lagi ada yang
dilalap hingga pinggangnya dan ada juga yang disiksa hingga tengkuk
lehernya.” (HR. Muslim)
Rasulullah Shallallaahu Alaihi wa Sallam juga telah bersabda,
“Pada Hari Kiamat didatangkan penghuni neraka yakni seorang yang ketika
di dunia mendapatkan kenikmatan paling besar, kemudian ia dicelupkan ke
dalam Neraka sekali celupan lalu ditanya, “Wahai anak Adam adakah
engkau masih melihat karunia yang tersisa? Apakah kini engkau merasakan
sedikit kenikmatan? Maka ia menjawab, “Demi Allah tidak sama sekali
wahai Rabb.” (HR Muslim)
Di antara Penghuni Neraka
-
Orang-orang musyrik, termasuk Yahudi, Nashrani, Majusi, mulhidin
(pembangkang) dan secara umum semua orang yang menyekutukan Allah atau
melakukan syirik akbar. Firman Allah Subhannaahu wa Ta'ala, artinya,
“Sesungguhnya
telah kafirlah orang- orang yang berkata,“Sesungguhnya Allah ialah
Al-Masih putra Maryam”, padahal Al-Masih (sendiri) berkata, “Hai Bani
Israil, sembahlah Allah Rabbku dan Rabbmu”. Sesungguhnya orang yang
mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya Surga dan tempatnya ialah Neraka, tidaklah ada bagi
orang-orang zalim itu seorang penolong pun.” (QS. 5:72)
“Sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa syirik dan Dia mengampuni segala dosa
yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya.
Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat
dosa yang besar.” (QS. 4:48)
Sedangkan ahlul ma’shiyah
(pelaku maksiat) dari orang muslim, maka dia di bawah kehendak Allah,
jika menghendaki, maka Dia akan mengampuni dan jika menghendaki, maka
Dia akan menyiksa.
- Nabi Shallallaahu Alaihi wa Sallam bersabda tentang penghuni Neraka,
“Maukah kalian aku beritahu penduduk neraka? (Yaitu) Setiap orang yang besar kepala, angkuh lagi sombong.” (HR. Al-Bukhari-Muslim)
-
Beliau juga memberitahukan bahwa wanita yang bertabarruj (mengumbar
aurat dan kecantikannya) termasuk penghuni Neraka. Sabda beliau
Shallallaahu Alaihi wa Sallam,
“Ada
dua golongan penghuni Neraka yang belum pernah aku lihat; Yaitu kaum
yang membawa cambuk seperti ekor sapi, mereka memukuli orang-orang
dengannya. Dan wanita-wanita yang memakai baju tapi telanjang, berjalan
dengan menggoyang-goyangkan pundaknya dan berlenggak-lenggok. Kepala
mereka seperti punuk unta yang condong. Mereka tidak akan masuk surga
bahkan tidak akan mendapat wanginya, padahal sungguh wangi Surga itu
tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian.” (HR . Muslim)
- Meninggalkan shalat, merupakan penyebab terjerumusnya seseorang masuk Neraka. Allah berfirman,
“Apakah
yang memasukkan kamu ke dalam Saqar (Neraka) Mereka menjawab, “Kami
dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan shalat, dan kami
tidak (pula) memberi makan orang miskin dan adalah kami membicarakan
yang bathil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya dan adalah
kami mendustakan hari pembalasan” (QS. 74: 42 - 46)
Rasulullah Shallallaahu Alaihi wa Sallam juga bersabda,
“Perjanjian antara kita dengan mereka (orang kafir) adalah shalat, maka barang siapa meninggalkannya ia telah kafir.”
Syaikhul
Islam Ibnu Taimiyah telah menyebutkan sejumlah dosa secara global yang
merupakan penyebab dari masuknya seseorang ke dalam Neraka, yaitu:
Menyekutukan Allah Ta’ala; Mendustakan para rasul; hasad (dengki);
Dusta; Khianat; Berbuat aniaya, kekejian; Ingkar janji; Memutuskan
silaturrahmi; Pengecut dalam berjihad; Bakhil; Munafik; Berputus asa
dari rahmat Allah; Merasa aman dari makar Allah; Berkeluh kesah terhadap
musibah; Angkuh; Sombong atas nikmat yang diterima; Meninggalkan
hal-hal yang wajib; Melanggar hudud (batasan dari Allah); Menerjang
keharaman-Nya, takut kepada makhluk bukan kepada Allah; Beramal karena
riya’ dan sum’ah; Menyelishi Al-Qur’an dan as-Sunnah baik dalam
perbuatan atau pun keyakinan; Taat kepada manusia dalam rangka maksiat
kepada Allah; Fanatik terhadap kebatilan; Mengolok-olok ayat-ayat Allah,
menentang kebenaran; Menyembunyikan sesuatu yang seharusnya disampaikan
baik ilmu maupun kesaksian; Sihir; Durhaka kepada kedua orang tua;
Membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali secara haq; Memakan harta
anak yatim; Riba; Lari dari medan pertempuran; Menuduh berzina wanita
baik-baik dan terjaga kehormatannya; Melakukan zina atau liwath; Ghibah
dan namimah dan lain-lain yang telah di jelaskan keharaman-nya di dalam
Al-Qur’an dan as-Sunnah.
Barang
siapa yang menjauhinya, maka berarti ia telah menempuh jalan
keselamatan, dan barang siapa yang menerjangnya, maka berarti ia telah
menjatuhkan dirinya ke dalam kehinaan dan penyesalan.
Rasulullah
Shallallaahu Alaihi wa Sallam pernah ditanya tentang sesuatu yang
paling banyak menjerumuskan orang ke dalam Neraka, maka beliau menjawab,
“Mulut dan Kemaluan.” (HR. At-Tirmidzi dan ia menyatakan hasan).
Hadits ini mengisyaratkan kepada kita semua agar senantiasa menjaga dua
anggota badan tersebut agar termasuk orang-orang yang selamat dari api
Neraka.
Cara Menyelamatkan Diri dari Neraka
Allah
karena rahmat-Nya menjelaskan jalan-jalan keselamatan dari siksa
Neraka. Allah menunjukkan jalan yang harus ditempuh agar seseorang tidak
terjerumus ke dalamnya. Cara yang paling penting adalah sbb.
1. Memurnikan Tauhid kepada Allah
Mari kita perhatikan sabda Nabi Shallallaahu Alaihi wa Sallam berikut ini,
“Sesungguhnya
Allah telah mengharam-kan neraka bagi orang yang mengucap-kan “La ilaha
illallah,” karena semata-mata mengharap wajah Allah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dan dalam hadits yang lain Nabi Shallallaahu Alaihi wa Sallam juga telah bersabda,
“Wahai
anak Adam, sesungguhnya selagi kalian mau berdoa dan berharap
kepada-Ku, maka Aku akan mengampunimu. Wahai anak Adam meskipun dosamu
itu sampai ke awan di langit kemudian kamu mau minta ampun kepada-Ku
maka aku akan mengampu-nimu dan Aku tidak peduli. Wahai anak Adam
kalaupun engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa sepenuh bumi dan
engkau menjumpai-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu,
maka Aku akan menda-tangkan kepadamu sepenuh bumi ampunan.” (HR. At-Tirmidzi dan dia berkata hadits hasan shahih).
Itulah
jaminan ampunan bagi yang menauhidkan (mengesakan-Nya). Tidak
menyekutukan-Nya dalam ber-do’a, ibadah, nadzar, raja’ (berharap),
istighatsah, tawakkal, pengharapan dan ketakutan, juga di dalam
memutuskan perkara, padahal ia tahu akan tuntutan tauhid berupa
mengesakan Allah dalam seluruh ibadah serta menjauhi segala kemusyrikan
dengan berbagai macam dan bentuknya.
Allah Subhannaahu wa Ta'ala telah berfirman,
Katakanlah,
“Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama
menyerahkan diri (kepada Allah)”. (QS. 6:162-163)
Maka
tauhid yang murni yang tidak tercampuri dengan kemusyrikan, baik yang
besar maupun yang kecil adalah syarat mutlak untuk keselamat-an
seseorang dari Neraka.
Tauhid
yang murni membuahkan ketaatan kepada Allah dan ketundukan
terhadap-Nya. Karena tauhid dan iman tempatnya di hati. Apabila
tauhidnya bagus, maka seluruh perbuatan anggota badan akan ikut bagus
pula. Maka apa yang diperintahkan oleh Allah akan segera
dilaksanakannya, selalu taat, mengikuti dan takut kepada-Nya.
2. Senantiasa Bertaubat
Allah telah menjadikan taubat sebagai kunci kebahagiaan di dunia dan keselamatan di akhirat. Dia berfirman,
“Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. 24:31)
Dalam
ayat ini Allah mengaitkan antara keberuntungan dengan taubat. Artinya
bertaubat dari perbuatan yang tidak baik adalah salah satu jalan
keselamatan dari api Neraka. Manusia meskipun telah berusaha sekuat
tenaga untuk berbuat kebaikan, tetap saja ia memiliki sisi kekurangan
dan kelemahan, baik yang disadari atau tidak, hal ini merupakan
sunnatullah. Maka jalan yang terbaik adalah selalu membiasakan bertaubat
dan mohon ampun kepada Allah.
Sumber : Kutaib, “Kaila Tuhsyaru fil Jahim” al-Qism al-Ilmi Darul Wathan.
Artikel RoHckMad Lain:
Powered By:RoHckMad
0 komentar:
Posting Komentar